In rendering seva (selfless service), one should not think that their services should be confined to the poor and the destitute. There is no need to make any artificial distinction between the rich and the poor in the sphere of service. What matters is the service done to a person who needs it. Your concern should only be with what kind of service is required, when and where, and not the status or position of the person concerned. The primary requisite is a genuine spirit of love and camaraderie. If there is no feeling of kindness and compassion, whatever service that is done becomes an artificial exercise, done for getting publicity or recognition. Ostentation in rendering service is harmful as it will only inflate the ego.
Dalam memberikan pelayanan (pelayanan tanpa pamrih), seseorang seharusnya tidak berpikir bahwa pelayanan mereka terbatas pada yang miskin dan kurang mampu. Tidak perlu membuat perbedaan antara yang kaya dan miskin dalam bidang pelayanan. Yang terpenting dilakukan adalah pelayanan kepada orang yang memerlukannya. Perhatianmu seharusnya hanya pada jenis pelayanan yang diperlukan, kapan dan dimana, dan bukan pada status atau posisi dari orang yang bersangkutan. Hal utama yang diperlukan adalah semangat cinta dan ketulusan yang sungguh-sungguh. Jika tidak ada rasa kasihan dan kebaikan hati, apapun juga pelayanan yang dilakukan menjadi tidak bermanfaat, yang dilakukan untuk mendapatkan pengakuan atau publisitas. Memamerkan kekayaan untuk mendapatkan pujian dalam memberikan pelayanan adalah tidak baik karena hanya akan memuaskan ego.
-BABA
No comments:
Post a Comment