The key objective of education is the culture of the mind and the spirit. This is very much like agriculture, which provides food and clothing for man. We require Dhaanya (grains) to sustain the body; we require Dhyaana (meditation) to sustain the spirit. In agriculture, you prepare the soil, plant seeds, feed the plants with fertilisers, and reap the harvest. In ‘heart-culture’, we have to plough the Hrudaya-Kshetra (the field of the heart), remove the weeds and wild growth, and plant the seeds. The weeds are pernicious tendencies, attitudes and habits; the fertilisers are devotion and dedication. Water to help the plant grow is the quality of love. The seeds are the Names of God, which are deposited within the purified heart. The harvest which is the reward of all this spiritual discipline is wisdom.
Tujuan utama pendidikan adalah untuk mengembangkan mind (batin) dan jiwa. Pendidikan sangat mirip dengan pertanian, yang menyediakan makanan dan pakaian untuk manusia. Kita memerlukan Dhaanya (benih/padi) untuk badan jasmani, dan kita juga membutuhkan Dhyaana (meditasi) untuk memelihara jiwa. Di bidang pertanian, kita menyiapkan tanah, menanam benih, memelihara tanaman itu dengan memberinya pupuk, dan akhirnya menuai panen. Sementara itu, di bidang kejiwaan, kita harus membajak Hrudaya-Kshetra (ladang hati), menyingkirkan hama wereng dan mencabut pertumbuhan rumput liar (gulma), dan menanamkan benih-benih (kebajikan). Gulma diibaratkan sebagai kecenderungan tidak baik, yaitu sikap dan kebiasaan yang merusak, sedangkan pupuk adalah bhakti dan pengabdian. Air yang membantu tanaman tumbuh, yaitu dalam bentuk kualitas cinta-kasih. Benihnya adalah Nama Tuhan, yang disimpan di dalam hati yang murni. Panen yang yang akan kita petik dari semua disiplin spiritual ini adalah kebijaksanaan.
-BABA
No comments:
Post a Comment