If you visit holy places like going for a picnic without necessary mental preparation to receive God’s Grace, you will be a nuisance, spoiling the atmosphere of the sacred place. You go from place to place, like postal parcels, collecting impressions on the outer wrapper, not on the core of your being. You do not allow the holiness of the place to act on your mind. As a result of the pilgrimage, your habits must change for the better, your outlook must widen, your inward look must become deeper and become more steady. You must realise the omnipresence of God, and the Oneness of Humanity. You must learn tolerance and patience, charity and service. After the pilgrimage is over, sitting in your own home and ruminating over your experiences, you must determine to seek the higher, the richer and the more real experience of God-realisation. I bless you that you may form that determination and strive step by step to achieve that Goal.
Jika engkau mengunjungi tempat suci seperti pergi piknik tanpa adanya persiapan untuk menerima rahmat Tuhan, engkau akan menjadi sebuah gangguan, merusak suasana dari tempat suci itu. Engkau pergi dari satu tempat ke tempat lainnya seperti paket pos, mengumpulkan kesan dari pembungkus di luar dan bukan pada inti dari keberadaanmu. Engkau tidak mengizinkan kesucian dari tempat itu untuk bisa bekerja di pikiranmu. Sebagai hasil dari kunjungan ke tempat suci, kebiasaanmu harus berubah untuk yang lebih baik, pandanganmu harus menjadi lebih luas, pandangan ke dalam harus menjadi lebih dalam dan menjadi lebih mantap. Engkau harus menyadari kehadiran Tuhan dimana-mana, dan kesatuan dalam kemanusiaan. Engkau harus belajar toleransi dan kesabaran, derma dan pelayanan. Setelah mengunjungi tempat suci selesai, duduklah di dalam rumahmu dan merenungkan kembali pengalamanmu, engkau harus memutuskan untuk mencari yang lebih tinggi, lebih berharga dan lebih mengalami kesadaran Tuhan. Aku memberkati dirimu agar engkau dapat membentuk tekad itu dan berusaha langkah demi langkah untuk mencapai tujuan itu. (Divine Discourse, Feb 28, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment