Jesus taught simple practical lessons in spiritual advancement for the good of mankind; He manifested divine powers to instill faith in the validity of His teachings; He marked out the path that confers sweet nectar of bliss (Ananda) on humanity. He exhorted people by precept to cultivate the virtues of charity, compassion, forbearance, love and faith. We must pay attention to the sacrifice that Jesus made while free, out of His own volition. He sacrificed His happiness, prosperity, position, comfort, and safety, and braved the enmity of the powerful. He refused to yield or compromise. He renounced the ego, which is the toughest thing to get rid of. Honour Him for these. He willingly gave up the desires with which the body torments man; this is a great sacrifice. The celebration of His birthday has to be marked by your sacrificing at least a desire or two, and conquering at least the more disastrous urges of the ego.
Jesus mengajarkan pelajaran praktis yang sederhana dalam kemajuan spiritual untuk kebaikan manusia; Jesus memperlihatkan kekuatan ilahi untuk menanamkan keyakinan dalam kebenaran ajaran-Nya; Jesus menandai jalan yang memberikan minuman nektar manis kebahagiaan (Ananda) pada umat manusia. Jesus mengajarkan manusia dengan ceramah dan teladan dalam meningkatkan kebajikan seperti amal, welas asih, ketabahan, kasih, dan keyakinan. Kita harus memberikan perhatian pada pengorbanan yang Jesus lakukan saat bebas atas kehendak-Nya sendiri. Jesus mengorbankan kesenangan, kesejahteraan, jabatan, kenyamanan, dan keamanan-Nya sendiri serta berani menghadapi kebencian yang sangat besar. Jesus menolak untuk menyerah atau berkompromi. Jesus meninggalkan ego, yang merupakan hal yang paling berat untuk dilepaskan. Hormati Jesus untuk kualitas ini. Jesus rela melepaskan keinginan-keinginan yang mana tubuh menyiksa manusia; ini adalah pengorbanan yang sangat besar. Perayaan akan kelahiran-Nya harus dimaknai dengan pengorbananmu setidaknya satu atau dua keinginan serta menaklukkan setidaknya dorongan ego yang lebih berbahaya. (Divine Discourse, Dec, 24, 1972)
-BABA
No comments:
Post a Comment