When people do not place faith in the Self but pursue the senses only, danger signal is lit and the Lord sends a Messenger or comes Himself, if a great big step in reconstruction has to be taken. Arjuna forgot the basis of the Self, Ravana went against it. The world is building itself up on the sandy foundation of the sensory world. So, Avatars descend. Like the monkey which could not pull its hand from out of the narrow-necked pot, because it first held in its grasp a handful of groundnuts which the pot contained, people are suffering today, since they are unwilling to release their hold on the handful of pleasurable things they have grasped from the world. People are led into the wrong belief that the accumulation of material possessions will endow them with joy and calm. But Prema (Divine Love) alone can give that everlasting joy. Prema alone can remove anger, envy and hatred!
Ketika manusia tidak menaruh keyakinan pada Diri Sejati namun hanya mengejar kepuasan indera maka tanda bahaya dinyalakan dan Tuhan mengirim seorang utusan atau Tuhan sendiri yang akan datang jika sebuah langkah besar dalam pembangunan kembali harus dilakukan. Arjuna lupa akan dasar dari Diri yang sejati, sedangkan Ravana menentang akan hal ini. Dunia sedang membangun dirinya sendiri diatas pondasi pasir dari dunia indera. Jadi, Avatara turun. Seperti halnya monyet yang tidak bisa menarik keluar tangannya dari leher botol yang sempit yang disebabkan karena monyet memegang segenggam penuh kacang tanah di tangannya, manusia sedang menderita saat sekarang karena manusia tidak ingin melepaskan pegangan tangan mereka pada benda-benda yang menyenangkan yang diperoleh di dunia. Manusia dituntun pada keyakinan yang salah bahwa akumulasi dari kepemilikan materi akan memberikan mereka suka cita dan ketenangan. Namun hanya Prema (kasih Tuhan) yang dapat memberikan suka cita yang kekal. Hanya Prema saja yang dapat melepaskan amarah, iri hati, dan kebencian! (Divine Discourse, Feb 28, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment