Do not count your tears of pain; do not sulk over your grief. Let them pass through your mind as birds fly through the sky leaving no trail behind; or as flames and floods appear on the screen in a movie hall without burning or dampening the screen. You must not lose heart when you are disappointed. Perhaps, your wish itself was wrong, or its realisation may have landed you in worse situations. Any way, it is the will of the Lord and He knows best. Disappointments and distress are like the skin of the plantain which is there to protect the taste and allow the sweetness to fill the fruit. In such dire straits, let your mind dwell on the splendour of the Divine Self (Atma) and its majesty; that will keep you alert and brave. The antics of the senses and the mind can be arrested by the whip of wisdom of the true Self (Atma jnana).
Jangan menghitung tetes air mata penderitaanmu; jangan merajuk akan kesedihanmu. Biarkan semuanya itu pergi melalui pikiranmu seperti burung yang terbang di langit tanpa meninggalkan jejak di belakang; atau seperti halnya kobaran api atau banjir besar yang ada di atas layar bioskop yang tanpa membakar atau membasahi layar. Engkau harus tidak kehilangan hatimu ketika engkau kecewa. Mungkin, keinginanmu sendiri yang salah atau pencapaian dari keinginan itu yang menempatkanmu pada situasi yang lebih buruk. Bagaimanapun juga, ini adalah kehendak Tuhan dan Beliau mengetahui yang terbaik. Kekecewaan dan kesulitan adalah seperti kulit dari pisang raja yang ada untuk melindungi rasa dan membiarkan rasa manis memenuhi buah itu. Dalam kesulitan yang begitu mengerikan, biarkan pikiranmu tenggelam dalam memikirkan keagungan dan kemuliaan dari diri yang sejati (Atma); itu akan membuatmu menjadi terjaga dan berani. Kelakar dari indera dan pikiran dapat ditangkap oleh cambuk kebijaksanaan pada diri yang sejati (Atma jnana). (Divine Discourse, Jan 22, 1967)
-BABA
No comments:
Post a Comment