You say, ‘I have fallen ill, or I am in good health’, and so on. That is because you feel that the body is ‘you’; whereas you are really only the Atma, with the five sheaths (Panca-koshas) superimposed on it. This misunderstanding is the result of the education system prevalent now, which teaches that the bliss one derives from the senses is all the bliss that one can get. It does not disclose to the individual the eternal source of bliss that one has within oneself. There is no training in the art of acquiring mental peace. No one is told the secret of attaining the state of equanimity amidst the confusion of modern civilisation. Everyone is induced to float with the current that drags humanity down to fear, anxiety, and despair. Life today is similar to the situation when the master of the house is restricted to a tasteless regimen while the members of the family revel in a banquet. The senses revel without limit, but the Atma is ignored.
Engkau berkata, ‘saya telah jatuh sakit, atau saya dalam keadaan sehat’, dan sebagainya. Itu dikarenakan engkau merasakan bahwa tubuh itu adalah ‘dirimu’; sedangkan engkau sejatinya hanyalah Atma, dengan lima lapisan (Panca-koshas) yang melapisinya. Kesalahpahaman ini adalah hasil dari sistem pendidikan yang ada pada saat sekarang, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan yang seseorang dapatkan dari indera adalah semua kebahagiaan yang bisa didapatkan. Sistem pendidikan tidak menyingkap pada individu tentang sumber kebahagiaan yang bersifat kekal yang seseorang miliki di dalam dirinya. Tidak ada latihan dalam seni untuk mendapatkan kedamaian batin. Tidak ada seorangpun yang diberitahu tentang rahasia mencapai keadaan ketenangan hati diantara kebingungan dalam peradaban modern. Setiap orang ditarik untuk mengapung pada arus yang menyeret manusia pada ketakutan, kecemasan dan keputusasaan. Kehidupan hari ini sama halnya dengan situasi ketika pemilik rumah dibatasi pada bentuk hidup yang hambar sedangkan anggota keluarga lainnya bersuka ria dalam sebuah perjamuan. Indera bersuka ria tanpa batas, sedangkan Atma diabaikan. (Divine Discourse, Oct 18, 1963)
-BABA
No comments:
Post a Comment