As long as life persists, you will be caught up in heights and depths, good and bad, rights and wrongs. Duality is inevitable. It is even necessary. However, to enjoy the sweet fruit of love, you must peel the rind of anger, malice, envy and greed. Use the bitterness in you to preserve and develop the sweetness within yourself. From the experience of saints and sages, you can realise that the joy got from the external world is infinitesimal when compared with the bliss won through spiritual discipline. To win that bliss, spiritual effort with detachment is essential. To draw water from the earth through a bore, the bore-pipe must be free from air so that the water rises up. If air enters, the water will not rise. So too, be sure that attachment to worldly things does not mar your spiritual efforts. Love will not well up if sensual pleasures and personal pride invade the mind!
Selama masih ada hidup, engkau terperangkap dalam ketinggian dan kedalaman, kebaikan dan keburukan, benar dan salah. Dualitas adalah tidak dapat dihindarkan. Ini bahkan perlu. Bagaimanapun juga, untuk menikmati buah manis dari cinta kasih, engkau harus mengupas kulit kemarahan, kedengkian, iri hati, dan ketamakan. Gunakan kepahitan di dalam dirimu untuk memelihara dan mengembangkan rasa manis di dalam dirimu sendiri. Dari pengalaman para guru suci dan orang suci, engkau dapat menyadari bahwa suka cita yang di dapat dari dunia luar adalah sangat kecil ketika dibandingkan dengan kebahagiaan yang diperoleh melalui disiplin spiritual. Untuk mendapatkan kebahagiaan, usaha spiritual dengan tanpa keterikatan adalah mendasar. Untuk dapat menarik air dari bumi melalui sebuah bor, pipa bor harus bebas dari udara sehingga air dapat naik ke atas. Jika udara masuk maka air tidak akan naik. Begitu juga, yakinlah bahwa keterikatan pada benda-benda duniawi tidak mengotori usaha spiritualmu. Cinta kasih tidak akan berkembang jika kesenangan sensual dan kesombongan pribadi menyerbu pikiran! -Divine Discourse, Aug 12, 1963
-BABA
No comments:
Post a Comment