Material wealth brings along with it, not only joy but grief as well. Accumulation of riches and multiplication of wants only lead to alternation between joy and grief. Attachment is the root-cause for both joy and grief; detachment is the saviour. Attachment (Ashakti) is death (maraka); non-attachment (anashakti) is the saviour (tharaka). A millionaire pays income-tax with tears in his eyes; a headmaster joyfully gives up the furniture and laboratory appliances of his school when he is transferred to some other place. Why? Because the headmaster knows that he is only the caretaker, not the owner. He is not attached to these articles; he knows that they belong to the government. So too feel that your family, your house, your fields, your car, and so on are all the Lord's property and that you are only the trustee; be ready to give them up without a murmur at a moment's notice.
Kekayaan material tidak hanya membawakan suka cita namun juga duka cita. Pengumpulan kekayaan dan meningkatnya keinginan hanya akan menuntun pada bergonta ganti diantara suka dan duka cita. Keterikatan adalah akar penyebab dari keduanya yaitu suka dan duka cita; tanpa keterikatan adalah penyelamat. Keterikatan (Asakti) adalah kematian (maraka); tanpa keterikatan (anasakti) adalah penyelamat (tharaka). Seorang milioner membayar pajak pendapatan dengan tetesan air mata; sedangkan seorang kepala sekolah dengan suka cita melepaskan segala bentuk perabotan serta perlengkapan laboratorium sekolahnya ketika dia dipindahkan ke tempat yang lain. Mengapa? Karena kepala sekolah mengetahui bahwa dia hanya seorang penjaga saja, dan bukan pemilik. Kepala sekolah itu tidak terikat pada benda-benda itu; dia mengetahui bahwa semuanya itu adalah milik pemerintah. Begitu juga, rasakan bahwa keluarga, rumah, tanah, mobilmu, dan yang lainnya adalah milik dari Tuhan dan engkau hanya yang dipercayakan saja; bersiaplah untuk melepaskan semuanya itu tanpa mengeluh pada saat pemberitahuan. -Divine Discourse, Aug 19, 1964
-BABA
No comments:
Post a Comment