When what really exists is only One, there is no room for any difference in attitudes. The same life force that is present in an elephant is also present in a dog or in a cow. Since this life force present in all jivas is one and the same, we observe that everything is an aspect of the divine. So long as you have the feeling of ownership or keep saying, “Mine, Mine, Mine,” you will not have a chance to observe things other than yours. As long as you have this attitude you will never be able to understand what is not yours. On the day when you give up this idea, you will really understand this aspect of equanimity. You must reduce your attachment to things. So long as jealousy and ego are uppermost in your mind, God will be at a distance from you. When you are able to get rid of these qualities, God will come close to you.
Ketika apa yang benar-benar ada hanyalah Satu, maka tidak ada ruang perbedaaan apapun dalam sikap. Kekuatan hidup yang sama ada pada seekor gajah adalah juga ada pada seekor anjing atau seekor sapi. Oleh karena kekuatan hidup ini ada di dalam semua jiva adalah satu dan sama, kita melihat bahwa segala sesuatu adalah aspek ketuhanan. Selama engkau masih memiliki rasa kepemilikan dan tetap berkata, “milikku, milikku, milikku,” engkau tidak akan memiliki sebuah kesempatan untuk melihat hal-hal yang lain selain milikmu. Selama engkau memiliki sikap ini engkau tidak pernah mampu memahami apa yang bukan milikmu. Pada satu hari ketika engkau melepaskan pandangan ini, engkau akan siap untuk mengerti aspek ketenangan hati. Engkau harus mengurangi keterikatanmu pada hal-hal ini. Selama rasa kecemburuan dan ego adalah terpenting di dalam pikiranmu, Tuhan akan berada jauh darimu. Ketika engkau mampu melenyapkan sifat-sifat ini, Tuhan akan berada dekat denganmu. (Ch 21, Summer Showers in Brindavan 1978)
-BABA
No comments:
Post a Comment