Praise and blame appear to be contradictory to each other, but they are not! That which takes you to a respectable position will also bring you down! As you are being praised, blame is growing along. When we dig a well, a heap of mud will also grow alongside. The deeper we go into the well, the higher will the accumulated mound be. We think that the hole, which corresponds to the deep well, is blame while the heap corresponds to praise. But when we put the heap of mud into the well, it gets closed. The mud from the well and the mud in the heap are the same. Once we realise that this is so, we will not be afraid of criticism or blame. We will develop an equal-minded attitude for praise and blame. Some people will look at the depth of the well while others look at the height of the mound. The correct attitude will be to look at both with the same mind. Only then will one be able to progress along the sacred path.
Pujian dan celaan kelihatan muncul saling bertentangan, namun ternyata tidak! Apa yang membuatmu mendapatkan posisi yang terhormat, hal ini juga akan menjatuhkanmu! Saat engkau sedang dipuji, celaan akan terus bertambah. Ketika kita menggali sebuah sumur, timbunan lumpur juga semakin bertumpuk di samping kita. Semakin dalam kita menggali sumur, maka semakin tinggi akumulasi tumpukan dari timbunan itu. Kita berpikir bahwa lubang dalam yang berhubungan dengan sumur adalah celaan sementara timbunan lumpur adalah pujian. Namun ketika kita menaruh timbunan lumpur ke dalam sumur, maka sumur itu akan tertutup. Lumpur yang berasal dari sumur dan lumpur yang ada dalam timbunan adalah sama. Saat engkau menyadari hal ini, kita tidak akan takut dengan celaan atau kritikan. Kita akan mengembangkan sikap pikiran yang sama pada pujian dan celaan. Beberapa orang akan melihat kedalaman pada sumur sedangkan yang lainnya memandang ketinggian timbunan lumpur. Sikap yang benar terdapat pada memandang keduanya dengan pikiran yang sama. Hanya dengan demikian seseorang akan mampu maju sepanjang jalan yang suci. (Ch 21, Summer Showers 1978)
-BABA
No comments:
Post a Comment