The Gita does not encourage inertia, indifference or slothfulness. It recommends action (Karma) as a Yoga (divine communion), as an activity in tune with the Divine Will, directed to the promotion of one's spiritual consummation. Karma has to be an act of fulfilment, of adoration and of one's duty to oneself and others. Gita marks out the steps and the path towards the realisation of this goal. It accepts all attitudes as valuable and sublimates each one into a spiritual effort (sadhana). It is a wish-fulfiling tree (Kalpa-Vriksha), which bestows boons to aspirants of all levels of commitment. It is an ocean of spiritual wisdom from which each one can bring away as much as the vessel that one carries can hold. The rational seeker, the action-oriented-aspirant and the devotional aspirant - all get equal attention and care from the Lord. In fact, the Gita infuses into every act of daily life the sublimity of Vedanta, and the immanence and transcendence of the Divine Principle.
Gita tidak mendorong inersia/kelembaman, ketidakpedulian atau kemalasan. Gita merekomendasikan tindakan (Karma) sebagai Yoga (penyatuan ilahi), sebagai kegiatan selaras dengan Kehendak Ilahi, diarahkan untuk meningkatkan penyempurnaan spiritual seseorang. Karma harus menjadi tindakan pemenuhan, pemujaan, dan kewajiban seseorang terhadap diri sendiri dan orang lain. Gita menandai langkah-langkah dan jalan menuju realisasi tujuan ini. Ia menerima semua sikap sebagai sesuatu yang berharga dan menyublimkan/menghaluskan setiap sikap menjadi upaya spiritual (sadhana). Ini adalah pohon pengabul keinginan (Kalpa-Vriksha), yang memberikan anugerah kepada peminat spiritual dari semua tingkat komitmen. Ini adalah lautan kebijaksanaan spiritual yang darinya masing-masing dapat membawa sebanyak bejana yang dapat ditampungnya. Para peminat spiritual yang rasional, yang berorientasi pada tindakan dan para pencari bhakti - semuanya mendapatkan perhatian dan asuhan yang sama dari Tuhan. Faktanya, Gita menanamkan ke dalam setiap tindakan kehidupan sehari-hari keagungan Vedanta, dan imanensi dan transendensi Prinsip Ilahi. (Divine Discourse, Sep 10, 1984)
-BABA
No comments:
Post a Comment