The body is gifted with all its inherent excellences and defects so that it can be used for purposes that can sanctify time through service, sacrifice and love every moment of our lives. The word karma translated as work or action also describes the rites prescribed by the Vedas (ancient sacred scriptures) in the section named so (Karma Kanda). They are aimed at securing for the persons performing them, a variety of material gains. Some of them promise as a reward, even a sojourn in heaven. But they are all result-oriented. Though they cleanse the mind and foster renunciation, they yield the best results, only when they have as their goal the attainment of world peace and world prosperity. Karma then becomes Karma-yoga, karma inspired by unselfish ideals. All acts undertaken by persons after surrendering their wills and wants to the Lord become so holy and so pure that their actions do not bind anyone, either by the iron chain of misery or the golden chain of exultation.
Tubuh dikaruniai dengan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat sehingga dapat digunakan untuk tujuan yang dapat menyucikan waktu melalui pelayanan, pengorbanan, dan cinta-kasih setiap saat dalam hidup kita. Kata karma yang diterjemahkan sebagai pekerjaan atau tindakan juga menggambarkan ritus-ritus yang ditentukan oleh Veda (kitab suci kuno) di bagian yang dinamakan demikian (Karma Kanda). Karma ditujukan untuk menyelamatkan orang-orang yang melakukannya, berbagai keuntungan materi. Beberapa darinya menjanjikan hadiah, bahkan tinggal di surga. Tapi mereka semua berorientasi pada hasil. Meskipun mereka membersihkan pikiran dan mendorong pelepasan keduniawian, mereka menghasilkan hasil terbaik, hanya jika mereka memiliki tujuan untuk mencapai kedamaian dunia dan kemakmuran dunia. Karma kemudian menjadi Karma-yoga, karma yang diilhami oleh keinginan yang tidak mementingkan diri sendiri. Semua tindakan yang dilakukan oleh orang-orang setelah menyerahkan kehendak dan keinginan mereka kepada Tuhan menjadi begitu suci dan murni sehingga tindakan mereka tidak mengikat siapa pun, baik dengan rantai besi kesengsaraan atau rantai emas kebahagiaan. - Divine Discourse, Sep 10, 1984.
BABA
No comments:
Post a Comment