Man has to liberate himself first from the vagaries of the mind. Freedom from illness is one kind of liberation. Man loses peace of mind on account of various troubles. To get rid of this condition and secure peace of mind is another kind of liberation (mukti). Consuming food to get rid of the pangs of hunger is another kind of liberation. To be rid of the trials and tribulations of daily life is another aspect of liberation. All these types of liberation have to be secured while one is still alive. It is wrong to imagine that liberation is a state that is to be attained after death. The various kinds of liberation to be secured today relate to the physical. These troubles are bound to exist as long as one is attached to the body. All of them arise from the “negative” thoughts in man. The liberation men should seek is peace of mind. If peace is got, all else can be achieved easily. How to experience peace? By leading a godly life.
Manusia harus membebaskan dirinya terlebih dahulu dari tingkah laku yang aneh dari pikiran. Terbebas dari penyakit adalah salah satu jenis pembebasan. Manusia kehilangan ketenangan pikiran karena berbagai masalah. Menyingkirkan kondisi ini dan mengamankan ketenangan pikiran adalah jenis lain dari pembebasan (mukti). Mengonsumsi makanan untuk menghilangkan rasa lapar adalah jenis pembebasan lain. Menyingkirkan cobaan dan kesengsaraan dalam kehidupan sehari-hari adalah aspek lain dari pembebasan. Semua jenis pembebasan ini harus didapatkan selama seseorang masih hidup. Adalah salah untuk membayangkan bahwa pembebasan adalah suatu keadaan yang harus dicapai setelah kematian. Berbagai jenis pembebasan yang harus didapatkan saat ini berhubungan dengan fisik. Masalah-masalah ini pasti ada selama seseorang memiliki keterikatan pada tubuh. Semua itu muncul dari pikiran “negatif” dalam diri manusia. Pembebasan yang harus dicari manusia adalah ketenangan pikiran. Jika kedamaian didapat, semua hal lain dapat dicapai dengan mudah. Bagaimana merasakan kedamaian? Dengan menjalani kehidupan yang baik. (Divine Discourse, Feb 25, 1998)
-BABA
No comments:
Post a Comment