Most agriculturists feed on hope for their survival. Hope sustains them while they plough, sow, plant and manure the crops that they raise. That hope, must become a mental habit not just during agriculture, but as part of everyone’s daily life, in all the manifold activities. Never give any chance for that vile thing, despair, to eat into the vitals of activity and effort. Despair is a sin against God. When He is within you, why do you lose hope? That is why the Lord says, “Why fear, when I am here?” Be always joyful, optimistic and courageous. Know that the strongest connection between you and the Divine is when the life-giving waters of courage and hope, flow in your heart. (Divine Discourse, Sep 9, 1959)
Sebagian besar menggantungkan harapan mereka pada bidang pertanian untuk kelangsungan hidup mereka. Harapan tersebut meningkat, meskipun mereka membajak, menabur benih, menanam, dan memupuk tanaman. Harapan itu, harus menjadi kebiasaan mental, bukan hanya pada bidang pertanian, tetapi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, dalam semua aktivitas. Jangan pernah memberikan kesempatan bagi kejahatan dan rasa putus asa, masuk ke dalam aktivitasmu. Keputusasaan adalah dosa yang melawan Tuhan. Ketika Beliau ada di dalam dirimu, mengapa engkau kehilangan harapan? Itulah sebabnya Tuhan berkata, "Mengapa takut, ketika Aku ada di sini?" Oleh karena itu, engkau hendaknya bergembira, optimis, dan berani. Ketahuilah bahwa hubungan terkuat antara engkau dan Tuhan adalah ketika keberanian dan harapan, mengalir dalam hatimu.
-BABA
Tuesday, October 22, 2013
Thought for the Day - 22nd October 2013 (Tuesday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment