To realize the truth of an Advent (Avatar), the aspirant must culture the mind as the farmer prepares the field. The farmer clears thorny undergrowth, wild creepers and tenuous roots from the field. Then, he ploughs the land, waters it and the seeds are sown. The seedlings and tender plants are then guarded from pests. To prevent destructions by goats and cattle, he erects a fence. So too, the aspirant must remove egoism, pride and greed from the heart. Truth, Repetition of the Lord’s Name and Meditation refer to ploughing and levelling. Love is the water that must flow into the field of your heart to make it fertile, soft and rich. Lord’s Name is the seed and devotion is the sprout. Protect the seeds from the cattle of Kama and Krodha (desire and anger) with the fence of discipline. Then you will reap bliss as the harvest.
Untuk menyadari kebenaran dari datangnya Awatara, para aspiran spiritual harus memelihara pikirannya seperti petani yang mempersiapkan ladang. Petani membersihkan semak berduri, membersihkan tanaman liar dan membersihkan akar-akar halus di ladang. Lalu petani membajak tanah, mengairi, dan menabur benih. Bibit dan tanaman muda kemudian dijaga dari hama. Untuk mencegah pengrusakan oleh kambing dan sapi, petani membuat pagar. Demikian juga, para aspiran spiritual harus menyingkirkan egoisme, kesombongan, dan keserakahan dari hati. Kebenaran, Pengulangan Nama Tuhan, dan Meditasi dapat diibaratkan sebagai membajak dan meratakan tanah. Cinta-kasih adalah air yang harus mengalir ke ladang hatimu untuk membuatnya subur, lembut, dan berharga. Nama Tuhan adalah benih dan pengabdian/bhakti adalah tunasnya. Lindungilah bibit dari ternak Kama dan Krodha (keinginan dan kemarahan) dengan pagar disiplin. Maka engkau akan menuai kebahagiaan sebagai panen-nya. (Divine Discourse, Nov 23, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment