A man was performing a marriage in a village. Due to the insufficiency of cooking vessels, the person went to a rich man to borrow them for the occasion. The rich man generously loaned them and the vessels were used to cook a feast to serve the guests attending the wedding. After the function, can the dirty vessels be returned to the owner? No! The vessels must be cleaned inside and outside thoroughly and then be returned. This is true also for the vessel present within you, loaned by God - your heart! All of you are pilgrims in the journey of life. Just as you cannot misuse the borrowed vessel or return it unclean, your heart too must be maintained and returned pure and clean. Do not use the God-gifted heart and limbs to undertake unholy actions and get involved in unnecessary relationships, growing more in bondage. Lead a pure life.
Seorang laki-laki melakukan pernikahan di sebuah desa. Karena kekurangan wadah untuk memasak makanan, orang tersebut pergi ke salah satu orang kaya untuk meminjamkan kepada mereka untuk acara ini. Orang kaya yang murah hati meminjamkannya kepada mereka dan wadah tersebut digunakan untuk memasak untuk keperluan pesta untuk melayani tamu yang menghadiri pernikahan. Setelah digunakan, dapatkah wadah yang kotor tersebut dikembalikan kepada pemiliknya? Tidak! Wadah tersebut harus dibersihkan luar dan dalam dengan cermat dan baru kemudian dikembalikan. Hal ini juga berlaku bagi wadah yang ada dalam dirimu, dipinjamkan oleh Tuhan - yaitu hatimu! Engkau semua adalah peziarah dalam perjalanan hidup. Sama seperti engkau tidak dapat menyalahgunakan wadah yang dipinjam atau mengembalikannya dalam kondisi yang kotor, hatimu juga harus dijaga dan dikembalikan murni dan bersih. Jangan gunakan hati dan anggota badan yang diberikan Tuhan untuk melakukan tindakan yang tidak suci dan terlibat dalam hubungan yang tidak perlu, berkembang dalam keterikatan. Engkau hendaknya menjalani hidup yang murni.
-BABA
No comments:
Post a Comment