If the I-consciousness produces the pride “I know all”, a fall is inevitable; this delusion causes death. The secret of salvation lies in the realisation of this danger; rebirth is inevitable if this danger is not averted. Aware of all this, if you get immersed in spiritual practice, then the world and its worries will not affect you. It is only when you are far from this truth that you suffer, feel pain, and experience travail. At a distance from the bazaar, one hears only a huge indistinct uproar. But as one approaches it and walks into it, one can clearly distinguish the separate bargainings. So too, until the reality of the Supreme (Paramatma) is known to you, you are overpowered and stunned by the uproar of the world; but once you enter deep into the realm of spiritual endeavour, everything becomes clear and the knowledge of the reality awakens within you. Until then, you will be caught up in the meaningless noise of argumentation, disputation and exhibitionist flamboyance.
Jika kesadaran akan “aku” ada di dalam dirimu, menghasilkan kebanggaan "aku tahu semuanya", kemerosotan tidak bisa dihindari; delusi tersebut menyebabkan kematian. Rahasia keselamatan terletak pada kesadaran akan bahaya ini. Kelahiran kembali tidak bisa dihindari jika bahaya ini tidak dihindari. Engkau hendaknya melibatkan dirimu dalam praktik spiritual, maka dunia dan kekhawatiran tidak akan mempengaruhimu. Ini ketika engkau berada jauh dari kebenaran ini, bahwa engkau menderita, merasa sakit, dan mengalami kesusahan. Dari kejauhan pasar, seseorang hanya mendengar keributan yang tidak jelas. Tetapi ketika engkau mendekatinya, engkau dapat dengan jelas membedakan pedagang-pedagang secara terpisah. Demikian juga, sampai engkau menyadari realitas Yang Agung, engkau dikuasai dan terpana oleh keributan dunia; tetapi setelah engkau masuk jauh ke ranah spiritual, semuanya menjadi jelas dan pengetahuan tentang realitas muncul dalam dirimu. Sampai kemudian, engkau akan berputar-putar dalam kebisingan argumentasi, perdebatan, dan pamer yang tiada artinya. (Prema Vahini, Ch 16)
-BABA
No comments:
Post a Comment