One who is engaged in the battle of life needs the armour of spirituality. With this invincible armour he can face any situation. If instead of donning this spiritual armour, he cloaks himself in ignorance, he will be haunted by fear and anxiety. As long as rice is covered by husk it cannot be consumed. Likewise, man cannot experience true bliss until he gets rid of the cloak of ignorance. Man must hence develop the quality of forbearance. Through forbearance and spiritual practices, gradually the shackles of tendencies resulting from past actions can be broken.
Mereka yang terlibat dalam pertarungan hidup sehari-hari membutuhkan perisai spiritualitas. Dengan perisai ini, ia akan sanggup menghadapi berbagai macam situasi. Alih-alih membekali dirinya dengan pelindung spiritual ini, manusia malahan membiarkan dirinya terbelenggu di dalam kebodohan batin, yang mengakibatkan dirinya selalu dibayangi oleh ketakutan dan kegelisahan. Selama beras masih terselubung oleh sekamnya, maka ia belum bisa dimakan. Demikian pula, selama manusia masih berselimutkan kebodohan batin, maka ia tidak akan bisa mengalami bliss yang sejati. Untuk itu, engkau perlu mengembangkan pengendalian diri. Melalui latihan spiritual dan praktek pengendalian diri, maka secara perlahan belenggu-belenggu kebodohan batin yang bersumber dari perbuatan di masa lampau akan bisa disingkirkan.
-BABA
No comments:
Post a Comment