The sages of yore knew that the mind is an instrument which can bind man or release him from bondage. One has to understand its ways, as well as its potentialities. You must learn how to wield it, rather than yield to it. It is the mind that weaves the pattern called the 'I'. It constructs notions of pleasure and pain, of joy and grief, and a whole array of urges and impulses. It resists all attempts to escape into the Eternal, the Universal, the Absolute. It protests when the individual is eager to become conscious of his true identity; but when it finds determined opposition to its tactics, it surrenders and disappears.
Para rishi dan sadhu di zaman dahulu sudah mengetahui bahwa mind (pikiran) merupakan instrumen yang bisa mengikat atau sebaliknya justru melepaskan manusia dari kemelekatannya. Engkau harus memahami cara-cara untuk memanfaatkan potensi mind tersebut. Engkau harus belajar bagaimana cara mengendalikannya dan janganlah membiarkan dirimu mengalah terhadapnya. Sang 'aku' adalah merupakan hasil buah karya si "mind" ini. Dialah (mind) yang bertanggung-jawab dalam menimbulkan rasa senang dan sedih serta segudang perasaan lainnya. Ia selalu menolak upaya-upaya untuk mencapai realisasi atau pencerahan diri. Ia selalu protes jikalau terdapat seseorang individu yang begitu antusias dalam mencapai kesadaran identitas dirinya yang sejati. Namun apabila ia selalu mendapatkan perlawanan atas akal licik dan taktiknya, maka pada akhirnya ia akan menyerah juga dan langsung lenyap.
Para rishi dan sadhu di zaman dahulu sudah mengetahui bahwa mind (pikiran) merupakan instrumen yang bisa mengikat atau sebaliknya justru melepaskan manusia dari kemelekatannya. Engkau harus memahami cara-cara untuk memanfaatkan potensi mind tersebut. Engkau harus belajar bagaimana cara mengendalikannya dan janganlah membiarkan dirimu mengalah terhadapnya. Sang 'aku' adalah merupakan hasil buah karya si "mind" ini. Dialah (mind) yang bertanggung-jawab dalam menimbulkan rasa senang dan sedih serta segudang perasaan lainnya. Ia selalu menolak upaya-upaya untuk mencapai realisasi atau pencerahan diri. Ia selalu protes jikalau terdapat seseorang individu yang begitu antusias dalam mencapai kesadaran identitas dirinya yang sejati. Namun apabila ia selalu mendapatkan perlawanan atas akal licik dan taktiknya, maka pada akhirnya ia akan menyerah juga dan langsung lenyap.
-BABA
No comments:
Post a Comment