When an individual seeks fulfilment outside himself, he fails; if he seeks it within himself, he is successful in obtaining it. The divine principle within us is always accessible and always responsive. Pain is felt only as long as attachment or aversion to outer forms remains. Ultimate relief from pain can come only by the effacement of the ego, by the elimination of that which reacts to one thing as pain and to another as pleasure, and whose memory and conditioning sustains the recognition of the dualities of joy and grief.
Ketika seseorang mencoba untuk mencari kepuasan (batin) di luar dari dirinya, maka ia akan gagal; namun seandainya saja ia mencoba untuk mencarinya di dalam dirinya sendiri, maka ia akan memperoleh kesuksesan. Divine Principle selalu ada di dalam diri kita, terjangkau dan senantiasa responsif. Rasa sakit hanya terasa selama kita masih memiliki kemelekatan terhadap hal-hal duniawi. Pembebasan total terhadap rasa sakit hanya bisa tercapai melalui pengikisan terhadap sang ego dan paham dualisme (yang membeda-bedakan antara perasaan senang dan tidak senang).
Ketika seseorang mencoba untuk mencari kepuasan (batin) di luar dari dirinya, maka ia akan gagal; namun seandainya saja ia mencoba untuk mencarinya di dalam dirinya sendiri, maka ia akan memperoleh kesuksesan. Divine Principle selalu ada di dalam diri kita, terjangkau dan senantiasa responsif. Rasa sakit hanya terasa selama kita masih memiliki kemelekatan terhadap hal-hal duniawi. Pembebasan total terhadap rasa sakit hanya bisa tercapai melalui pengikisan terhadap sang ego dan paham dualisme (yang membeda-bedakan antara perasaan senang dan tidak senang).
-BABA
No comments:
Post a Comment