Without self-knowledge, man is led into the belief that the objective world is true and everlasting, and into the neglect of the true and the eternal. He ignores the Atma, the Divine Principle that he is. Denying the Atma, disregarding its mandate, ignoring its existence - these are the roots of grief. Through Karma (activity) one becomes a moral individual and one starts seeking the basis of morality (Brahman). One discovers that virtue and morality add to one's Ananda (Bliss) and that all Ananda everywhere flows from Brahman Itself. One realises that activity devoid of this awareness is barren and binding.
Tanpa adanya pengetahuan tentang self (Atma), maka manusia akan tersesat dalam pemahaman bahwa seolah-olah dunia obyektif ini adalah sesuatu yang benar dan abadi. Sebagai akibatnya, ia mengabaikan Atma, prinsip Ilahiah yang adalah bagian dari dirinya sendiri. Ketahuilah bahwa akar-akar penyebab timbulnya penderitaan adalah disebabkan oleh karena manusia telah melakukan penyangkalan terhadap Atma, tidak menghormati mandat serta mengabaikan ekistensinya. Melalui karma (aktivitas/tindakan), seseorang berpotensi untuk menjadikan dirinya menjadi manusia bermoral serta berpijak di atas landasan kemoralan/moralitas (Brahman). Selanjutnya ia akan sampai kepada kesadaran bahwa Brahman adalah sumber dari segala bentuk Ananda (bliss/kebahagiaan). Pada akhirnya, engkau akan menyadari bahwa setiap bentuk aktivitas/tindakan yang tanpa dilandasi oleh kesadaran seperti ini pada hakekatnya bersifat mengikat dan tak ada faedahnya. |
-BABA |
Sunday, September 21, 2008
Thoughts for the Day - 22nd September 2008 (Monday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment