Pure and selfless love towards all living beings, considering everyone as embodiments of the Divine, with no expectation of reward, is true Love. With this attitude, when one regards divinity as present in all beings, he experiences true love. Whatever be the vicissitudes one may face, whatever be the personal sorrows and privations one may undergo, true love will remain unaffected. Today, the moment a difficulty arises, love turns into hatred. True love is the sweet fruit that grows out of the fragrant flower of good deeds. Love rules without recourse to the sword. It binds without laws. Only one who has such true love can be described as human, for, divine love is the basic quality of a true human being.
Kemurnian dan kasih tanpa mementingkan diri sendiri kepada semua makhluk hidup, menganggap semua orang sebagai perwujudan Tuhan, tanpa mengharapkan balasan, adalah kasih sejati. Dengan sikap ini, ketika seseorang memandang ketuhanan hadir pada semua makhluk, ia mengalami kasih sejati. Apapun perubahan yang mungkin dihadapi seseorang, apapun penderitaan-penderitaan dan kekurangan-kekurangan yang mungkin dialami oleh seseorang, kasih sejati tetap tidak terpengaruh. Dewasa ini, ketika kita mengalami kesulitan, kasih berubah menjadi kebencian. Kasih sejati adalah buah yang manis yang tumbuh karena bunga yang semerbak dari perbuatan baik. Kasih dapat mengendalikan tanpa bantuan pedang. Ia mengikat tanpa undang-undang, hanya seseorang yang mempunyai kasih sejati dapat digambarkan sebagai manusia, karena kasih Tuhan adalah kualitas dasar dari manusia sejati.
-BABA
No comments:
Post a Comment