Love God and you see God in every creature. Another way is to start with those around you, and then widen the circle of love till it envelops all creation. Let the mind dwell ever on God; let it see everything as Divine. That is what is described as one-pointedness. When the mind is so fixed, it will give up its tendency to search for faults and foibles in others; it will not run after the foul and the frivolous and it will not accumulate the trivial and the transient. The body is like the container of the torch, the senses, the bulb and the mind is the battery. But if you use your intellect as the switch, then, the mind will not be turned towards the undesirable. It will be used only to help the individual's progress towards his/her Divine destiny.
Cintai Tuhan dan engkau akan melihat Tuhan dalam setiap mahluk hidup. Cara yang dapat dilakukan adalah mulai dengan orang-orang disekitarmu, dan kemudian memperluas lingkaran kasih ini sehingga meliputi semua ciptaan. Biarkan pikiran selalu pada Tuhan; biarkan melihat semuanya sebagai Ketuhanan (Sang Illahi). Hal itu digambarkan sebagai seseorang yang memiliki tujuan yang jelas. Ketika pikiran sudah tidak mudah tergoyahkan, hal itu akan menghentikan kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan yang lainnya; tidak akan mencari hal-hal yang tidak menyenangkan dan tidak berguna dan tidak akan menumpuk hal-hal yang tidak penting dan sementara. Tubuh bagaikan tempat penyimpanan dari cahaya, indera, dimana bohlam dan pikiran adalah baterainya. Tetapi jika engkau menggunakan akalmu seperti saklar, pikiran tidak akan diputar kearah yang tidak diinginkan. Ia hanya akan digunakan untuk membantu kemajuan setiap individu kearah Ketuhanan-nya.
-BABA
No comments:
Post a Comment