Service should not be done in a spirit of condescension or to achieve some selfish objective. Not recognising the sacredness and purifying power of service, people hesitate to embark on social service. It should not be imagined that one is promoting the well-being of the nation by one's service activities. One should realise that ultimately one is only bettering oneself by rendering service. Service should proceed from an awareness of what one owes to society. Gratitude demands that one should serve society which is the source of all benefits enjoyed by man. Men without gratitude are worse than wild animals. What is required for service is not money and materials; a loving heart is the first requisite. All service done without a heart filled with love is useless.
Pelayanan seharusnya tidak dilakukan dengan maksud untuk pamer atau untuk memperoleh tujuan-tujuan yang mementingkan diri sendiri. Tanpa menyadari kesucian dan kekuatan pemurnian dari pelayanan, manusia tergesa-gesa mengambil bagian dalam pelayanan sosial. Pelayanan ini seharusnya tidak diartikan bahwa ia sedang meningkatkan kesejahteraan bangsa. Manusia seharusnya menyadari bahwa sesungguhnya yang ia lakukan hanyalah menyucikan diri sendiri melalui pelayanan. Pelayanan seharusnya ditingkatkan menjadi kesadaran bahwa mereka berhutang kepada masyarakat. Rasa syukur mewajibkan seseorang untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan sumber dari semua manfaat yang dinikmati oleh manusia. Manusia yang tidak memiliki rasa syukur lebih buruk dibandingkan dengan binatang. Yang diperlukan untuk melakukan pelayanan bukanlah uang dan materi; hati yang penuh kasih adalah syarat utama. Seluruh pelayanan yang dilakukan tanpa hati yang penuh kasih adalah sia-sia.
-BABA
No comments:
Post a Comment