Life on earth is, as on the ocean, ever restless, with the waves of joy and grief, and of loss and gain, the swirling currents of desires and the whirlpools of passion, greed and hate. To cross the ocean, the only reliable raft is a heart filled with the Love of God and man. Man is born for a high destiny, as the inheritor of a rich heritage. He should not fritter away his days in low pursuits and vulgar vanities. His destiny is to know the Truth, live in it and for it. The Truth alone can make man free and happy. If he is not prompted by this high purpose, life is a waste and a mere tossing on the waves, for the sea of life is never calm.
Kehidupan di bumi ini seperti kehidupan di laut, tidak pernah tenang, dengan gelombang kegembiraan dan kesedihan, keuntungan dan kerugian, berputar-putar di pusaran keinginan dan nafsu, keserakahan dan kebencian. Hanya rakit yang diandalkan yang dapat menyeberangi lautan ini, yaitu hati yang dipenuhi dengan Cinta-kasih pada manusia dan Tuhan. Manusia dilahirkan karena takdir tertinggi, sebagai pewaris dari warisan yang kaya. Dia seharusnya tidak membuang-buang waktunya dalam pengejaran yang rendah dan kesia-siaan. Takdirnya adalah untuk mengetahui Kebenaran, hidup untuk kebenaran dan hidup dalam kebenaran. Kebenaran itu sendiri dapat menjadikan manusia bebas dan bahagia. Jika manusia tidak didorong dengan tujuan tertinggi ini, hidup adalah sia-sia dan hanya diombang-ambingkan oleh gelombang, pada lautan kehidupan yang tidak pernah tenang.
-BABA
No comments:
Post a Comment