It is a human frailty to separate things as good and evil. And to impute this to God is sacrilege. It might sometimes appear that the Lord too has that weakness, but it is a passing phase, a cloud that hides His glory, not a blemish that adheres to Him. Though gunas (various qualities) emanate from the Lord, He is unaffected by them just like fire is unaffected by the smoke which arises from it or the sky is unaffected by the clouds that form and move about in it. All are attached to Him like beads but He is free and unattached. Consider this example - the cloth is based on yarn, in fact it is dependent on yarn; but yarn does not depend on the cloth, it is unaffected and unattached to the cloth. Yarn is Brahman (Divinity) while the cloth is Prakruthi (the Universe of manifold variety).
Adalah kelemahan manusia untuk memisahkan yang baik dengan yang buruk, dan menghubungkan hal ini pada Tuhan merupakan perbuatan yang tidak suci. Kadang-kadang mungkin nampak bahwa Tuhan juga memiliki kelemahan itu, tetapi hal itu dikarenakan awan yang telah menyembunyikan kemuliaan-Nya. Meskipun Gunas (berbagai kualitas) berasal dari Tuhan, Beliau tidak terpengaruh oleh hal itu, seperti api tidak terpengaruh oleh asap yang timbul dari api tersebut, ataupun langit tidak dipengaruhi oleh awan yang terbentuk dan bergerak di dalamnya. Semua yang melekat pada-Nya dapat diibaratkan seperti biji tasbih tetapi Beliau bebas dan tidak terikat. Coba pikirkan contoh berikut ini - kain terbuat dari benang, adanya kain karena benang, artinya kain tergantung pada benang, tetapi benang tidak tergantung pada kain, benang tidak terpengaruh dan tidak terikat pada kain. Dapat diibaratkan, benang adalah Brahman (Divinity) sedangkan kain merupakan Prakruthi (alam semesta dengan berbagai variasinya).
-BABA
Tuesday, March 27, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment