The frog caught and held in the mouth of a cobra, unaware of its fate, flicks at the snake’s tongue as if it were a fly to eat. So too, you seek joy and earn pain, hunt for pleasure and bag grief. You attach yourself to the body that decays, and let go of God. Thousands of wise men have advised about this a million times. However their words have not fallen on the soft soil of the heart and have not been watered by the tears of contrition. From now on, let your heart with clean consciousness, be a lamp. Pour into it the oil of Namasmarana (chanting of the Divine Name). Place the wick of Self-Control and keep it in position, so that the gusts of joy and grief do not scotch the flame. Light it with noble thoughts like Aham Brahmasmi (I am God). Then, you will not only have Light, but also become a source of Light.
Katak yang tertangkap dan masuk di mulut seekor kobra, pasrah pada nasibnya, tercekik dalam lidah ular seolah-olah yang dimakan cobra tersebut adalah lalat. Demikian juga, engkau selalu mencari kesenangan dan yang engkau dapatkan penderitaan, berburu untuk kesenangan dan terjebak dalam penderitaan. Engkau terikat pada badan fisikmu, yang akan rusak, dan melepaskan diri dari genggaman Tuhan. Ribuan orang bijak sudah memberitahukan tentang hal ini jutaan kali. Akan tetapi kata-kata mereka tidak jatuh pada hati yang lembut dan belum disiram dengan air mata penyesalan. Mulai sekarang, biarlah hatimu dalam kesadaran murni, menjadi lentera. Tuangkan ke dalamnya minyak dari Namasmarana (menyanyikan Nama Tuhan). Tempatkanlah sumbu Pengendalian-Diri dan tetaplah dalam posisi ini, sehingga hembusan angin kebahagiaan dan kesedihan tidak menyentuh api. Nyalakan hati dengan pikiran mulia dengan Aham Brahmaasmi (Aku adalah Tuhan). Selanjutnya, engkau tidak hanya memiliki cahaya, tetapi juga menjadi sumber cahaya.
-BABA
Saturday, March 3, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment