In the quest for mental peace, you should not be concerned only about your individual needs. Apart from such a quest being an index of intense selfishness, it is also a futile one. Is it possible for a single individual alone to achieve peace? If there is chaos and unrest all around you, how can you alone have peace? If there is no peace in the home or in the community, how can you have peace? You cannot be indifferent to the state of the environment in which you live. If you want to achieve peace, you have to see that the atmosphere around you is conducive to peace. This means that you have to cultivate the feeling that your individual peace is intimately related to the peace of the world. It was out of a realisation of this profound truth that the ancients prescribed the universal prayer: "Loka-Samastha-Sukhino Bhavantu" (May all the people in all the worlds be happy).
Dalam pencarian kedamaian batin, engkau seharusnya tidak hanya peduli pada kebutuhan dirimu saja. Terlepas dari pencarian yang seperti itu sebagai sebuah petunjuk dari keegoisan yang besar, ini juga adalah sebuah kesia-siaan. Apakah memungkinkan untuk seorang diri saja dapat mencapai kedamaian? Jika ada sebuah kekacauan dan kegelisahan di seluruh tempat di sekitarmu, bagaimana engkau sendiri dapat memiliki kedamaian? Jika tidak ada kedamaian di dalam rumah atau di dalam masyarakat, bagaimana engkau bisa memiliki kedamaian? Engkau tidak bisa acuh tak acuh dengan keadaan lingkungan dimana engkau tinggal. Jika engkau ingin mendapatkan kedamaian, engkau harus melihat bahwa suasana di sekitarmu adalah kondusif untuk mendapatkan kedamaian. Hal ini berarti bahwa engkau harus meningkatkan perasaan bahwa kedamaian dirimu adalah sangat terkait kuat sekali dengan kedamaian dunia. Dari kesadaran akan kebenaran yang mendalam ini maka para leluhur kita menetapkan doa universal yaitu: "Loka-Samastha-Sukhino Bhavantu" (semoga semua orang di dunia berbahagia). (Divine Discourse, Apr 10, 1986)
-BABA
No comments:
Post a Comment