The sparks that leap out of the flame of fire go into the distance and soon become ash or dark dust. Of course, everyone is fundamentally Atma, but, moving away from the awareness of that Reality, one reduces oneself into ash or dark dust. When your thoughts revolve around your desire to attain Prashanti (Supreme Peace), when your deeds are directed by the regimen laid down for attaining it, when your words are soft, sweet and soaked in Love, you can, without fail, enjoy the warmth of this Fire. Often, when you watch the range of hills around Prasanthi Nilayam, you can see, especially in summer, streaks of light creeping fast over the top. This is due to vegetation catching fire. You can see light from afar, but you cannot bask in the warmth. So too, you only see Sai Baba; you do not derive the grace He is ready to grant. The reason is - You do not dedicate all your thoughts, words and deeds to Swami!
Percikan api yang keluar dari nyala api serta pergi menjauh pada akhirnya segera menjadi abu dan debu gelap. Tentu saja, setiap orang pada dasarnya adalah Atma, namun, dengan bergerak menjauh dari kesadaran kenyataan Atma, seseorang menurunkan nilainya menjadi abu atau debu hitam. Ketika pikiranmu berkisaran sekitar keinginanmu untuk mencapai Prashanti (kedamaian tertinggi), ketika perbuatanmu diarahkan oleh aturan yang ditetapkan untuk mencapai hal itu, ketika perkataanmu lembut, manis, dan diliputi dengan kasih, engkau bisa dan tanpa gagal untuk menikmati kehangatan dari nyala pelita ini. Sering, ketika engkau mengamati perbukitan di sekitar Prasanthi Nilayam, engkau dapat melihat, khususnya di musim panas, seberkas cahaya dengan cepat merambat ke atas. Hal ini terjadi karena tumbuh-tumbuhan yang terbakar oleh api. Engkau dapat melihat cahaya dari kejauhan, namun engkau tidak bisa menikmati kehangatannya. Begitu juga, engkau hanya melihat Sai Baba; engkau tidak mendapatkan karunia yang Beliau siap berikan. Alasannya adalah – engkau tidak mendedikasikan semua pikiran, perkataan dan perbuatanmu kepada Swami! (Divine Discourse, May 1981)
-BABA
No comments:
Post a Comment