So long as there is the feeling of anger and ego in our hearts, we will not be able to feel well in our life, and will feel sick in our mind. He who is possessed by anger will be hated by people because he will commit a number of bad deeds. Anger leads to many great sins. Hence we must endeavour to control this emotion of anger. If we aim to achieve transcendental reality and Divinity, we must decide to bring this great emotion of anger under control. Anger is caused by weakness. It is not the weakness of the body but of the mind. To give strength to our mind and remove the weakness from our mind, it is necessary to fill it with good thoughts, good feelings and good ideas. One’s anger is one’s greatest enemy and one’s calmness is one’s protection. One’s joy is one’s heaven and one’s sorrow is one’s hell.
Selama ada perasaan amarah dan ego di dalam hati kita, kita tidak akan mampu merasa baik-baik saja di dalam hidup, dan merasa sakit di dalam pikiran kita. Dia yang dikuasai oleh amarah akan dibenci oleh orang-orang karena dia akan melakukan beberapa perbuatan yang tidak baik. Amarah menuntun pada dosa yang paling besar. Karena itu kita harus berusaha untuk mengendalikan emosi amarah ini. Jika kita memiliki tujuan untuk mencapai kenyataan spiritual dan Tuhan, kita harus memutuskan untuk mengendalikan emosi amarah yang besar ini. Amarah disebabkan oleh kelemahan. Ini bukanlah kelemahan tubuh namun pikiran. Untuk memberikan kekuatan pada pikiran kita dan melepaskan kelemahan dalam pikiran kita, adalah perlu untuk mengisi pikiran dengan pemikiran yang baik, perasaan yang baik dan ide yang baik. Kemarahan seseorang adalah musuh yang paling kuat dan ketenangan seseorang adalah perlindungannya. Suka cita seseorang adalah surganya dan penderitaan seseorang adalah nerakanya! (Ch 17, Summer Showers in Brindavan, 1972)
-BABA
No comments:
Post a Comment