(Apart from viveka and vairagya), the third qualification for yearning to know Brahman consists of six virtues: mind control, body and sense control, withdrawal from sensory objects, forbearance, unwavering faith, and equanimity (sama, dama, uparati, titiksha, sraddha, and sama-dana). Mind control (sama) is very hard to attain. The mind can cause bondage, but it can also confer liberation. It is an amalgam of passionate (rajasic) and ignorant (tamasic) attitudes. It is easily polluted. It relishes in hiding the real nature of things and casting on them forms and values that it desires. So, activities of the mind must be regulated. The mind has two characteristics. First, it runs helplessly after the senses. Whichever sense the mind follows, it is inviting disaster. When a pot of water becomes empty, we need not infer that it has leaked away through ten holes; one hole is enough to empty it. So too, even if one sense is not under control, one will be thrown into bondage. Therefore, every sense must be mastered to achieve mind control!
Kualifikasi yang ketiga (selain dari viveka dan vairagya), dalam kerinduan untuk mengetahui Brahman terdiri dari enam kebajikan: pengendalian pikiran, badan dan pengendalian indera, penarikan diri dari objek-objek indera, ketabahan, keyakinan yang tidak tergoyahkan, dan ketenangan hati (sama, dama, uparati, titiksha, sraddha, dan sama-dana). Pengendalian pikiran (sama) adalah sangat sulit dicapai. Pikiran dapat menyebabkan belenggu, namun pikiran juga dapat memberikan pembebasan. Pikiran adalah sebuah campuran sifat penuh gairah (rajasik) dan sikap kedunguan (tamasik). Pikiran sangat gampang tercemar. Pikiran senang menyembunyikan sifat asli dari segala sesuatu dan memberikannya bentuk dan nilai yang diinginkan. Jadi, aktivitas pikiran harus diatur. Pikiran memiliki dua karakteristik. Pertama, pikiran tanpa daya mengejar indera. Indera yang manapun diikuti oleh pikiran dan hal ini mengundang bencana. Ketika sebuah wadah air menjadi kosong, kita tidak perlu menyimpulkan bahwa wadah itu bocor karena sepuluh lubang; satu lubang saja sudah cukup untuk mengosongkan wadah air itu. Begitu juga, bahkan jika satu indera tidak dikendalikan, seseorang akan terlempar ke dalam belenggu. Maka dari itu, setiap indera harus dikuasai untuk mencapai pengendalian pikiran! (Sutra Vahini, Ch 1)
-BABA
No comments:
Post a Comment