One of the objectives of education is the culture of the mind and the spirit. This too is very much like agriculture, which provides food and clothing. We want dhanya (grains) to sustain the body; we require dhyana (meditation) to sustain the spirit. In agriculture, you prepare the soil, plant seeds, feed the plants with fertilisers, and reap the harvest. In ‘heart-culture’, we have to plough the hrudhaya-kshethra (the field of the heart), remove the weeds and wild growth, and plant the seeds. The weeds are pernicious tendencies, attitudes and habits; the fertilisers are devotion and dedication. Water to help the plant grow is the quality of love. The seeds are the Names of God, which are deposited within the purified heart. The harvest which is the reward of all this spiritual discipline is Wisdom. Heart-culture has been the goal and aim of Sanathana Dharma, the ancient religion of India. It is essential for a happy, contented and peaceful life.
Satu tujuan dari pendidikan adalah budaya pikiran dan jiwa. Hal ini sangat mirip dengan pertanian yang mana menyediakan pangan dan sandang. Kita menginginkan dhanya (biji-bijian) untuk menopang tubuh; kita membutuhkan dhyana (meditasi) untuk menopang jiwa. Dalam pertanian, engkau mempersiapkan tanah, benih tanaman, memupuk tanaman dengan pupuk dan memanennya. Dalam ‘budaya-hati’, kita harus membajak hrudhaya-kshethra (ladang hati), menghilangkan gulma dan tanaman liar serta menanam benih tanaman. Gulma itu adalah kecenderungan, sikap dan kebiasaan buruk; pupuknya adalah bhakti dan dedikasi. Air untuk membantu tanaman tumbuh adalah kualitas cinta kasih. Benihnya adalah nama suci Tuhan yang mana tersimpan di dalam hati yang suci. Panen adalah hadiah dari semua disiplin spiritual yaitu kebijaksanaan. Budaya hati adalah menjadi tujuan dari Sanathana Dharma, agama tertua di India. Ini adalah mendasar bagi kebahagiaan, rasa syukur, dan hidup yang penuh kedamaian! (Divine Discourse, Jan 5, 1975)
-BABA
No comments:
Post a Comment