When someone insults or defames you or ignores you, accept it with a smile. “This is the way of the world; it is ungrateful, ill-mannered! They are doing me good, my strength is under trial, I shouldn’t yield to anger or resentment”, tell yourself such invigorating things, and be quiet, with a smile of triumph on your lips! There was a mendicant who was abused by a gang of mischievous young men. He said, “Carry on! Enjoy yourselves! I see that you are very happy at this chance. This is exactly what I desire for you.” When you don’t accept the insult someone casts on you, it goes back to the person who indulged in it. A registered letter that is not accepted, returns to the sender! Do not damage your mental peace, by receiving the letter and reading the contents. Refuse to receive it. You have a chance of correcting the wrong-doers too; but when you accept it, you join the mischief-makers. So, be warned!
Ketika seseorang menghina atau memfitnahmu atau mengabaikanmu, terimalah semua itu dengan sebuah senyuman. “Beginilah memang cara dari dunia; yang tidak tahu terima kasih dan tidak sopan! Mereka memperlakukan saya dengan baik, kekuatan saya sedang dicoba, saya seharusnya tidak menyerah pada kemarahan atau kebencian”, katakan hal-hal yang menguatkan seperti ini pada dirimu sendiri, dan tetaplah tenang, dengan sebuah senyum kemenangan di bibirmu! Ada seorang miskin yang dihina oleh sekelompok pemuda nakal. Orang miskin itu berkata, “Lanjutkan! Selamat bersenang-senang! Saya melihat bahwa kalian senang dalam kesempatan ini. Hal ini yang sesungguhnya Aku inginkan darimu.” Ketika engkau tidak menerima penghinaan yang seseorang tuduhkan kepadamu, maka hal itu akan kembali pada orang yang melontarkannya. Sebuah surat resmi yang tidak diterima akan kembali kepada si pengirimnya! Jangan merusak ketenangan batinmu dengan menerima surat itu dan membaca isinya. Tolaklah untuk menerimanya. Engkau memiliki sebuah kesempatan untuk memperbaiki para pelaku kesalahan; namun ketika engkau menerimanya, engkau bergabung dengan mereka sebagai pembuat kegaduhan. Jadi, berhati-hatilah! (Divine Discourse, Apr 1973)
-BABA
No comments:
Post a Comment