Is the Sadhaka (spiritual aspirant) serving God or is God serving the Sadhaka? The service that the Sadhaka is doing is trivial. Offering to God what God has provided is like offering to the river its own water. The truth is that it is God who is rendering service to the devotee. All the capacities given by God should be used in the service of the Divine. There is no need to go in quest of God. In fact, God is all the time searching for the genuine and steadfast devotee. The Sadhaka is approaching God for the fulfilment of his desires. He is after petty and transient benefits. He does not seek to understand the nature of true love or the Divinity that underlies everything.
Pertanyaannya adalah apakah Sadhaka (aspiran spiritual) sedang melayani Tuhan ataukah justru sebaliknya, Tuhan yang sedang melayani para sadhaka? Jenis pelayanan yang diberikan oleh Sadhaka pada umumnya tidaklah seberapa. Mempersembahkan kepada Tuhan sesuatu yang sudah diberikan oleh-Nya dapatlah diibaratkan seperti mempersembahkan air kembali kepada sungai. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa justru Tuhan yang sedang memberikan pelayanan kepada para bhakta. Segala bentuk kemampuan/ketrampilan yang telah diberikan oleh Tuhan haruslah diberdaya-gunakan untuk pelayanan kepada-Nya. Engkau tidak perlu mencari-cari keberadaan Tuhan. Sebenarnya Beliau sendiri yang justru masih terus mencari bhakta sejati dan yang memiliki keyakinan mantap. Sebaliknya, apabila terdapat sadhaka yang mendekati Tuhan, pada umumnya mereka hanya ingin agar keinginan-keinginannya dikabulkan. Mereka cenderung hanya mengejar manfaat yang bersifat sementara. Ia tidak berupaya untuk mencoba memahami tentang cinta-kasih sejati maupun prinsip Divinity yang melatar-belakangi segala sesuatunya.
Pertanyaannya adalah apakah Sadhaka (aspiran spiritual) sedang melayani Tuhan ataukah justru sebaliknya, Tuhan yang sedang melayani para sadhaka? Jenis pelayanan yang diberikan oleh Sadhaka pada umumnya tidaklah seberapa. Mempersembahkan kepada Tuhan sesuatu yang sudah diberikan oleh-Nya dapatlah diibaratkan seperti mempersembahkan air kembali kepada sungai. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa justru Tuhan yang sedang memberikan pelayanan kepada para bhakta. Segala bentuk kemampuan/ketrampilan yang telah diberikan oleh Tuhan haruslah diberdaya-gunakan untuk pelayanan kepada-Nya. Engkau tidak perlu mencari-cari keberadaan Tuhan. Sebenarnya Beliau sendiri yang justru masih terus mencari bhakta sejati dan yang memiliki keyakinan mantap. Sebaliknya, apabila terdapat sadhaka yang mendekati Tuhan, pada umumnya mereka hanya ingin agar keinginan-keinginannya dikabulkan. Mereka cenderung hanya mengejar manfaat yang bersifat sementara. Ia tidak berupaya untuk mencoba memahami tentang cinta-kasih sejati maupun prinsip Divinity yang melatar-belakangi segala sesuatunya.
-BABA
No comments:
Post a Comment