Consider how you dream in your sleep – dreams do not arise from somewhere outside you nor do the varied images and activities disappear into some place outside you. They arise in you and disappear into you. While dreaming, you consider the events and persons as real, and you experience as realistically as in the waking stage, the feelings of grief, delight, fear, anxiety, and joy. You do not dismiss them at the time as illusory. The Cosmos is the dream of God. It arises in Him and merges in Him. It is the product of His Mind. The cycles of birth and death are all fanciful weavings of Maya, illusory agitations and unreal appearances. Those who have experienced this highest wisdom can attain oneness with the Divine, here and now.
Seperti halnya mimpi dalam tidurmu - mimpi tidak berasal dari tempat lain di luar dirimu, begitu juga beraneka ragam gambar dan aktivitas dalam mimpi tidak menghilang ke tempat lain di luar dirimu. Semuanya itu muncul dari dirimu dan menghilang dalam dirimu. Saat bermimpi, engkau menganggap peristiwa dan orang-orang yang ada dalam mimpimu sebagai sesuatu yang nyata, dan engkau mengalami secara realistis pada saat engkau terbangun, perasaan duka, gembira, takut, gelisah, dan sukacita. Engkau tidak menghentikan mereka pada saat itu sebagai ilusi. Cosmos (Alam semesta) adalah mimpi dari Tuhan. Ia muncul dalam Diri-Nya dan menyatu di dalam Diri-Nya. Alam semesta berasal dari Pikiran-Nya. Siklus kelahiran dan kematian semuanya merupakan jalinan Maya yang fantastis. Mereka yang telah mengalami kebijaksanaan tertinggi ini dapat mencapai kesatuan dengan Tuhan, saat ini juga.
-BABA
No comments:
Post a Comment