For the bird in mid-ocean, flying over the deep, blue waters, the only resting place is the mast of a ship sailing in those waters. In the same way, the Lord is the only refuge for the man who is tossed about in the stormy seas of this world. However far the bird may fly, it knows where it can find rest; that knowledge gives it confidence. The Name of the Lord is like that mast; remember it always, associate it with the Form and have that Form fixed in the mind's eye. It is a lamp shedding light in the recesses of your heart. Have the Name on the tongue and it will drive away the inner darkness as well as the outer.
Bagi burung yang terbang di tengah laut, terbang di atas kedalaman perairan laut biru, satu-satunya tempat beristirahat adalah tiang dari sebuah kapal yang berlayar di perairan tersebut. Dengan cara yang sama, Tuhan adalah satu-satunya perlindungan bagi orang yang dilemparkan di laut badai dunia ini. Namun seberapa jauh-pun burung bisa terbang, burung itu mengetahui di mana ia dapat menemukan tempat beristirahat; pengetahuan yang memberikannya suatu keyakinan. Nama Tuhan dapat diibaratkan seperti tiang tersebut; ingatlah selalu hal ini, hubungkan dengan Wujud Tuhan dan milikilah Wujud Tuhan yang tetap dalam mata pikiran. Ini adalah lampu yang memancarkan cahaya di relung hatimu. Milikilah Nama Tuhan pada lidah dan hal tersebut akan dapat mengusir kegelapan, baik kegelapan yang berasal dari luar diri maupun kegelapan batin.
-BABA
No comments:
Post a Comment