A good character is essential for the realization of the Atma. In other words, all evil propensities have to be uprooted. Just as the army becomes dispirited and surrenders when the commander falls, so too, the army of evil qualities will surrender its arms as soon as Ahamkara (egotism) is destroyed. The evil qualities are all natives of the realm of anger, so if that region is destroyed, the soldiers can never again raise their heads. It is enough to accomplish this alone, for what can commander Egotism achieve without a single soldier to march under his orders? So, all efforts must be directed to destroy the realm of anger so that no commander can venture to let loose the hounds of war. Let each spiritual aspirant preserve the region of his mind in peace, by putting a stop to the rise of this commander and his soldiers. Let each spiritual aspirant bask forever under the smile of the ruler, the Atma.
Karakter yang baik sangatlah penting untuk menyadari Atma. Dengan kata lain, semua kecenderungan-kecenderungan buruk harus dilenyapkan. Sama halnya seperti tentara menjadi putus asa dan menyerah ketika komandan mereka gugur, demikian juga ‘tentara sifat-sifat buruk’ akan menyerahkan senjatanya segera setelah Ahamkara (egoisme) dihancurkan. Sifat buruk yang merupakan bawaan dari lahir adalah kemarahan, jadi jika kawasan tersebut dihancurkan, maka para prajurit tidak akan pernah lagi mengangkat kepala mereka. Hanya dengan ini saja sudah cukup menyelesaikannya, dengan apa ‘komandan’ egoisme mencapai kemenangan tanpa seorang prajurit pun berbaris di bawah perintahnya? Jadi, semua upaya harus diarahkan untuk menghancurkan kemarahan sehingga sang komandan tidak berani melepaskan anjing-anjing perang. Biarlah masing-masing peminat spiritual menjaga kawasan pikirannya dalam kedamaian, dengan menghentikan munculnya komandan ini beserta tentara-tentaranya. Biarlah setiap peminat spiritual selamanya berada di bawah senyum penguasa, yaitu Atma.
-BABA
No comments:
Post a Comment