Waves originate in the upper layers of the sea. They are caused by the wind, so the wind can be said to have that power. So too, the mind of the intelligent person is full of thoughts and opinions. When the proper atmosphere is present, these spring up and roll in from all directions. In the same manner, the Lord is manifest in the picture or image that one worships, but is this due to any special excellence of the picture or image? No. The picture or the image remain as they are. The fact is that on account of the intensity of the devotion of the devotee, the Lord cannot desist from manifesting Himself for them. For that reason, He assumes - in stone, wood, or paper - the form that the devotee contemplates and meditates upon and worships. In order to fulfill the yearning of the devotee, the Immanent Basic Being of the Universe, will come in any Form, in anything, at any place.
Gelombang berasal dari lapisan atas laut, yang disebabkan oleh angin, sehingga angin dapat dikatakan memiliki kekuatan itu. Demikian juga, pikiran dari orang-orang yang cerdas penuh dengan pemikiran-pemikiran dan pendapat. Ketika atmosfirnya sesuai, maka gelombang muncul tiba-tiba dan bergulung-gulung dari segala arah. Dengan cara yang sama, seseorang memuja Tuhan yang dimanifestasikan dalam gambar atau foto, tetapi apakah ini disebabkan oleh keunggulan khusus gambar atau foto tersebut? Bukan. Gambar atau foto tetap sebagaimana adanya. Faktanya adalah karena intensitas pengabdian dari bhakta-Nya, Tuhan tidak bisa berhenti untuk memanifestasikan diri-Nya bagi mereka. Untuk itu, Beliau mengasumsikan diri-Nya pada batu, kayu, atau kertas – suatu bentuk dimana para bhakta-Nya merenungkan dan bermeditasi dan memuja-Nya. Untuk memenuhi kerinduan sang bhakta, Tuhan Pencipta Alam Semesta ini, akan datang dalam Wujud apapun, dalam bentuk apapun, dimanapun tempatnya.
-BABA
Friday, April 6, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment