One should realise the infinite powers latent in oneself. It is these powers which have enabled mankind to invent the most wonderful kinds of machinery. Humans are, therefore, more valuable than the most precious things in the world. It is human beings who imparts value to things by the changes they make in them, as in the case of diamonds or a work of art. In the spiritual field, humans are enjoined at the very outset to know oneself. One should not be a slave of the senses. Nor should one follow others like sheep. ‘Be a ship and not sheep.’ A ship serves to carry others and cross the Ocean. The one who pursues the spiritual path not only benefits himself but promotes the well-being of others. Consider the body as a vessel, wisdom as a rope 'and use the vessel to draw the nectar of Divinity from the well of spirituality. Not otherwise can immortality be attained.
Seseorang harus menyadari kekuatan tak terbatas yang tersembunyi dalam dirinya. Kekuatan inilah yang telah memungkinkan manusia untuk menciptakan berbagai jenis mesin/peralatan. Oleh karena itu, manusia lebih berharga daripada apapun yang paling berharga di dunia. Hanya manusia yang mampu menanamkan nilai pada sesuatu dengan perubahan yang mereka lakukan di dalamnya, misalnya berlian atau sebuah karya seni. Di bidang spiritual, pertama-tama manusia diperintahkan supaya mengenal dirinya sendiri. Kita seharusnya tidak menjadi budak dari indera maupun tidak mengikuti orang lain seperti domba. "Engkau hendaknya seperti kapal dan bukan seperti domba." Sebuah kapal berfungsi untuk membawa orang lain dan menyeberangi Samudera. Orang yang mengikuti jalan spiritual tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri tetapi meningkatkan kesejahteraan orang lain. Anggaplah bahwa badan jasmani ini sebagai kapal, kebijaksanaan sebagai tali dan gunakanlah kapal untuk menarik nektar Tuhan dari sumur spiritualitas. Janganlah berlaku sebaliknya, maka keabadian dapat dicapai. (My Dear Students, Vol 2, Ch 11, Mar 5, 1995.)
-BABA
No comments:
Post a Comment