Tuesday, September 23, 2014

Thought for the Day - 22nd September 2014 (Monday)

Inside us, outside and all around there is air. But it cannot be seen, nor can it be grasped by the hand. For this reason can you deny the existence of air? How can one exist if there is no air? To deny the existence of air is to deny one's own existence. God is all-pervading. He is omnipresent. He transcends time, space and circumstances. God exists at a level which is in accordance to one's own level of understanding of the Divine. All the animate and inanimate objects in the world are Vishnuswarupa (manifestations of the Divine). It is foolish to look at the cosmos and deny the principle that pervades the cosmos. Equally is it not silly to look at the universe, which is the embodiment of the Divine, and deny the existence of the Divine? That is the reason why the scriptures declared: Pashyannapi na pashyathi mudho (The foolish one, even though he beholds, does not recognise).

Di dalam diri, di luar dan di sekitar kita ada udara. Tetapi udara tidak bisa dilihat, juga tidak bisa digenggam dengan tangan. Untuk alasan ini dapatkah engkau menyangkal keberadaan udara? Bagaimana seseorang bisa eksis jika tidak ada udara? Menyangkal keberadaan udara sama halnya dengan menyangkal keberadaan diri sendiri. Tuhan meresapi segala sesuatu. Dia ada di mana-mana. Dia melampaui waktu, ruang, dan keadaan. Tuhan ada pada diri kita sendiri sesuai dengan tingkat pemahaman kita pada Tuhan. Semua objek di dunia baik makhluk hidup dan tak hidup adalah Vishnuswarupa (manifestasi Tuhan). Adalah merupakan suatu kebodohan untuk melihat kosmos dan menyangkal prinsip yang meliputi alam semesta. Tidakkah itu sama dengan melihat alam semesta, yang merupakan perwujudan Tuhan, dan menyangkal keberadaan Tuhan? Itulah alasan mengapa kitab suci menyatakan: Pashyannapi na pashyathi mudho (orang yang bodoh, meskipun ia melihatnya, ia tidak menyadarinya). (Divine Discourse, Sep 09, 1992)

-BABA

No comments: