A young college student can roam free on his two legs; when he marries, he becomes four-footed! A child makes him six-footed; now the range of his movements is restricted. The more the feet, the less the speed, the stronger their grip on the ground; a centipede can only crawl. More hurdles, more handicaps. Accumulation of sofas, chairs, cots, tables and shelves clutter the hall and render movements slow and risky. Attachment brings sorrow in its wake; at last, when death demands that everything be left behind and everybody be deserted, you are overpowered with grief! Be like the lotus on water; on it, not in it. Water is necessary for the lotus to grow; but it will not allow even a drop to wet it. The objective world is the arena of virtue and the gymnasium for the spirit. But use it only for that purpose; do not raise it to a higher status and adore it as all-important.
Seorang mahasiswa muda bisa berkeliaran bebas dengan dua kakinya; ketika ia menikah, ia menjadi berkaki empat! Lahirnya seorang anak membuatnya memiliki enam kaki; sekarang kisaran gerakannya dibatasi. Semakin banyak kakinya, semakin berkurang kecepatannya, semakin kuat cengkeraman mereka di tanah; kelabang hanya bisa merangkak. Semakin banyak rintangan yang dilalui. Akumulasi sofa, kursi, ranjang bayi, meja dan rak yang bertumpuk dalam ruangan dan membuat gerakan menjadi lebih lambat dan berisiko. Keterikatan membawa kesedihan di kemudian hari; akhirnya, ketika hari kematian tiba, segala sesuatu dan semua orang ditinggalkan, engkau dikuasai dengan kesedihan! Engkau hendaknya menjadi seperti tanaman teratai di air; teratai berada di atas air, tidak di dalamnya. Air diperlukan untuk tumbuhnya teratai; tetapi teratai tidak akan membiarkan dirinya basah bahkan tidak terkena setetes air pun. Dunia objektif adalah arena kebajikan dan ruang bagi jiwa. Tetapi gunakanlah hanya untuk tujuan tersebut; tidak meningkatkan ke status yang lebih tinggi dan memujanya sebagai yang terpenting. (Divine Discourse, May 15, 1969)
-BABA
No comments:
Post a Comment