The divine name saves and liberates! It is the armour against the onslaughts of pride and self-pity. When you start pious repetition of a holy name or sacred formula in a systematic manner and fix your inner eye on the form that illustrates the name, you will meet with many obstacles, disquieting thoughts, and enticements. They should be ignored, bypassed and treated lightly. Strengthen your habits, stick to your discipline, and improve your inner administration. Mix more in the company of the good and the godly. The unruly bull has to be roped and tamed, its nose bored and ringed; it has to be yoked and trained to drag heavy loads and become the docile servant of its master. Some people condemn the six passions as dire enemies and advise you to eject them outright. But I would advise you to keep them with you as docile servants, and redirect them to be useful for your noble purposes.
Nama Tuhan menyelamatkan dan membebaskan! Ini adalah baju besi melawan serangan gencar dari kesombongan dan kasihan pada diri sendiri. Ketika engkau mulai mengulang-ulang nama suci Tuhan atau mantra suci dengan sistematis dan menetapkan pandangan batinmu pada wujud yang menggambarkan nama, engkau akan menemui banyak tantangan, pikiran yang mengganggu, dan daya tarik. Semuanya itu harus diabaikan, dilewati serta diperlakukan dengan enteng. Kuatkan kebiasaanmu, berpegang pada disiplinmu, dan tingkatkan tata kelola batinmu. Bergaulah lebih banyak dalam pergaulan yang baik dan saleh. Kerbau yang tidak patuh harus diikat dan dijinakkan, dan hidungnya harus ditindik dipasang tali kekang; kerbau itu harus dilatih untuk menarik barang yang berat dan menjadi pelayan yang jinak bagi majikannya. Beberapa orang menyalahkan enam kekaburan batin sebagai musuh yang mengerikan dan menasihatimu untuk mengusirnya sekaligus. Namun Aku menasihatimu untuk memperlakukannya sebagai pelayan yang jinak, dan mengarahkannya untuk berguna bagi tujuanmu yang mulia. (Divine Discourse, Nov 21, 1962)
-BABA
No comments:
Post a Comment