It is only through action that devotion can be deepened. Action cleanses the mind and makes it fit for spiritual knowledge. Merely listening to noble thoughts (sravanam) is a thaamasik act. Recapitulation (manana) is Rajasik and complete assimilation (nidhidhyasana) is Saathwik. When you are simply listening, quietly receiving without reflecting or responding, you are dull (thaamasik). When you turn the thought over in your mind, attempting to assimilate it, then you are active (rajasik), and when you are sunk in the sweetness of experience, you enjoy pure exultation (sathwik). That Nidhidhyasana is the fruit of devotion. To overcome obstacles in the spiritual path, you must have both, Sadhana and Sankalpa – Self-effort and Divine Grace.
Hanya melalui tindakan/perbuatan, bhakti/pengabdian dapat diperdalam. Tindakan/perbuatan dapat membersihkan pikiran dan membuatnya tepat untuk pengetahuan spiritual. Hanya mendengarkan wacana-wacana suci (sravanam) adalah tindakan thaamasik. Rekapitulasi/mengulang-ulang (manana) adalah Rajasik dan memahaminya dengan lengkap (nidhidhyasana) adalah Saathwik. Saat engkau hanya mendengarkan, hanya menerima tanpa refleksi atau merespons, engkau berada dalam tahap lamban (thaamasik). Ketika engkau merenungkannya dalam pikiran-mu, mencoba untuk memahaminya, maka engkau menjadi aktif (rajasik), dan ketika engkau tenggelam dalam manisnya pengalaman tersebut, engkau menikmati kebahagiaan murni (sathwik). Nidhidhyasana tersebut adalah buah dari pengabdian. Untuk mengatasi hambatan dalam jalan spiritual, engkau harus memiliki keduanya, Sadhana dan Sankalpa - Usaha dan Berkat Tuhan.
-BABA
Saturday, June 29, 2013
Thought for the Day - 29th June 2013 (Saturday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment