When you go to a temple, some of you break a coconut before the altar. If you try to break the coconut, just as it is when it falls from the tree, will it break? No! The fibre protects the shell and prevents any damage to the fruit. Hence, you must first remove the fibrous cover with a lot of effort. Moksha (liberation) results from the breaking of the mind with all its vagaries and wishes. You have to break your mind but, how can you do it, when the fibrous armour of sensual desires encompasses it? The toughest fibre is anger, it is the stickiest dirt. When you get angry, you forget mother, father, and teacher and descend to the lowest depths. You lose all discrimination in the excitement. So remove them and dedicate the mind to God and smash it in His presence. That moment, you are free.
Ketika pergi ke kuil, beberapa orang dari kalian memecahkan kelapa di depan altar. Jika engkau mencoba untuk memecahkan kelapa, ketika kelapa jatuh dari pohon, apakah kelapa itu akan pecah? Tidak! Ada serat yang melindungi buah kelapa tersebut dan mencegah kerusakan pada buah kelapa tersebut. Oleh karena itu, engkau terlebih dahulu harus melepaskan serat yang menutupinya dengan banyak usaha. Moksha (pembebasan) merupakan hasil pemecahan pikiran dengan segala liku-liku dan keinginan. Engkau harus memecahkan pikiranmu, tetapi, bagaimana engkau bisa melakukannya, ketika lapisan serat keinginan sensual memenuhi pikiranmu? Serat terberat adalah kemarahan, itu adalah kotoran paling rumit. Ketika engkau marah, engkau melupakan ibu, ayah, dan gurumu dan turun ke tingkat yang terendah. Engkau kehilangan semua kemampuan diskriminasimu. Jadi lenyapkanlah itu semua dan dedikasikanlah pikiranmu kepada Tuhan dan menghancurkannya di hadirat-Nya. Pada saat itu, engkau bebas.
-BABA
Wednesday, August 14, 2013
Thought for the Day - 14th August 2013 (Wednesday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment