Scriptures are only road-maps; at best they are guide-books that give directions for the destination. It is the actual journey that will reveal the hardships, the delays, the land-slips, the potholes as well as the beauty of the scenic route on the way, and the magnificence of the destination. No secondhand account can equal the firsthand experience! The symbols on the map are interpreted differently by different scholars according to their preconceived notions, predilections and pet theories. If you acquire Love, then you can dispense with the Scriptures; for the purpose of all the Scriptures is just that: to create the feeling of Sarvajana samaana prema (equal love for all), and to negate egoism which stands in the way. Reason too, if it comes in the way of this love, is to be discarded as 'perverted'.
Kitab-kitab suci hanyalah peta jalan; panduan buku terbaik yang memberikan arah menuju suatu tujuan. Inilah perjalanan yang sesungguhnya yang akan memperlihatkan keindahan pemandangan dalam perjalanan dan juga kesulitan, hambatan, kegagalan, serta kesedihan. Pengalaman yang tidak langsung dirasakan tidak akan bisa menyamai pengalaman yang secara langsung! Simbol pada peta diinterpretasikan secara berbeda oleh para terpelajar yang berbeda sesuai dengan praduga mereka dan pertimbangan berbagai teori. Jika engkau telah mendapatkan Cinta-kasih, engkau bisa mengabaikan Kitab Suci, karena tujuan dari semua Kitab Suci adalah: untuk menciptakan perasaan Sarvajana samaana prema (cinta-kasih yang sama bagi semuanya), dan menghilangkan sifat egoisme. Jika engkau masuk pada jalan cinta-kasih ini, jalan yang ‘salah’ harus ditinggalkan.
-BABA
No comments:
Post a Comment