With regards to service, you must be clear on what is ‘Rajasik’ service and ‘Satwik’ service. You may go to clean streets, build roads, dig wells or build houses, and do them all as service to the community. You may also go to a hospital and visit patients. Doing service in the name of ‘social work’ is not real service. Satwik service is that which gives real happiness. It requires that you serve any and every person as an embodiment of the Divine. Divinity (Narayana) is present in two forms amongst all people Wealthy (Lakshmi Narayana) or poor and needy (Daridra Narayana). A wealthy person may have any number of people to attend to them or serve them. But there would be no one to serve the destitute, weak and poor. Treating poor and needy people as Divine embodiments and serving them lovingly is Satwik service.
Berkaitan dengan pelayanan, engkau harus jelas tentang pelayanan 'Rajasik' dan pelayanan 'Satwik'. Engkau membersihkan jalan-jalan, membangun jalan, menggali sumur atau membangun rumah, dan melakukan semuanya sebagai pelayanan kepada masyarakat. Engkau juga pergi ke rumah sakit dan mengunjungi pasien. Melakukan pelayanan dengan nama 'kerja sosial' bukanlah pelayanan sejati. Pelayanan Satwik adalah pelayanan yang dapat memberikan kebahagiaan sejati. Dalam hal ini, engkau melayani setiap orang sebagai perwujudan Ilahi. Divinity (Narayana) hadir dalam dua wujud di antara semua orang kaya (Lakshmi Narayana) atau pada orang miskin dan membutuhkan (Daridra Narayana). Orang kaya mungkin memiliki beberapa orang untuk mengurus mereka atau melayani mereka. Tetapi tidak akan ada seorangpun melayani orang melarat, lemah, dan miskin. Memperlakukan orang miskin dan mereka yang membutuhkan sebagai perwujudan Ilahi dan melayani mereka dengan penuh kasih adalah pelayanan yang Satwik. (Divine Discourse, “My Dear Students”, Vol 2, Chapter 3)
-BABA
No comments:
Post a Comment