All food emanated from God. As it has come from the Divine (Brahman), it should be offered to God and only then be taken. Then it becomes Satwik food. There are many impurities associated with the grains and vegetables you purchase. These impurities enter inside you. To remove the various types of defects associated with food, offer it to the Lord and then partake of it as Prasadam. When the food is offered to God (Naivedyam), there will no longer be any defects in it. Meera was a great devotee of Lord Krishna. She always offered everything to the Lord before partaking it. When the Maharana asked his associates to give her very strongly poisoned milk, Meera was unaware of it. As is her habit, she offered the milk to Lord Krishna and took it, and remained unharmed. Thus any type of food, once offered to the Lord will turn nectarous, even if it is poisonous.
Semua makanan berasal dari Tuhan. Karena makanan datang dari Tuhan (Brahman), makanan harus dipersembahkan kepada Tuhan dan baru kemudian dimakan. Maka makanan menjadi makanan yang Satwik. Ada berbagai hal yang tidak murni yang terdapat pada biji-bijian dan sayuran yang engkau beli, ini masuk ke dalam dirimu. Untuk menghilangkan berbagai jenis kerusakan yang berhubungan dengan makanan, persembahkanlah makanan tersebut kepada Tuhan dan kemudian mengambil bagian dari itu sebagai Prasadam. Ketika makanan dipersembahkan kepada Tuhan (Naivedyam), tidak akan ada lagi cacat di dalamnya. Meera adalah pemuja besar Sri Krishna. Dia selalu mempersembahkan segala sesuatu kepada Tuhan sebelum mengambil bagian itu. Ketika Maharana meminta rekan-rekannya untuk memberikan susunya yang sangat beracun, Meera tidak menyadari itu. Seperti kebiasaannya, dia mempersembahkan susu itu kepada Sri Krishna dan mengambilnya, dan itu tidak membahayakannya. Apapun jenis makanannya, jika dipersembahkan kepada Tuhan akan berubah menjadi nektar, bahkan jika itu adalah makanan beracun. (Divine Discourse, “My Dear Students”, Vol 2, Chapter 2)
-BABA
No comments:
Post a Comment