Truth is not merely describing what you have seen, expressing as is what you have heard or sharing honestly what you have experienced. Truth is beyond all this. It is a deep inner feeling and it must come from within. Truth must originate from your heart. Truth is permanent; it does not change with the passage of time. When you rely on Truth (Satya), Righteousness (Dharma) arises out of it. It is Truth that teaches how one should conduct oneself and perform one’s duties. Righteousness is a reflection of Truth. You will experience peace when Sathya and Dharma co-exist. This is indeed peace, Shanti. It is foolishness to think that Peace exists elsewhere and is separate from you. If you separate truth and righteousness, you will find only pieces, on the other hand if you blend them you will experience Peace always.
Kebenaran tidak hanya menggambarkan apa yang telah engkau lihat, mengungkapkan seperti apa yang engkau dengar atau berbagi kejujuran apa yang telah engkau alami. Kebenaran di luar semua ini. Ini adalah perasaan batin yang mendalam dan itu harus datang dari dalam. Kebenaran harus berasal dari hatimu. Kebenaran bersifat permanen; tidak berubah dengan berlalunya waktu. Bila engkau bergantung pada Kebenaran (Satya), Kebajikan (Dharma) muncul dari itu. Ini adalah Kebenaran yang mengajarkan bagaimana seseorang harus memperlakukan dirinya sendiri dan melakukan kewajibannya. Kebajikan adalah refleksi dari Kebenaran. Engkau akan mengalami kedamaian ketika Sathya dan Dharma berdampingan. Inilah kedamaian yang sesungguhnya, Shanti. Adalah suatu kebodohan berpikir bahwa kedamaian ada di tempat lain dan terpisah darimu. Jika engkau memisahkan kebenaran dan kebajikan, engkau akan menemukan hanya potongan-potongan saja, di sisi lain jika engkau memadukannya engkau akan selalu mengalami kedamaian. (My Dear Students, Vol 2,Ch 13, June 7, 2007)
-BABA
Sunday, June 22, 2014
Thought for the Day - 22nd June 2014 (Sunday)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment