Meditation does not mean simply sitting with eyes closed, contemplating on a Form. You may close your eyes, and focus on the form. But if there is some fickleness in the mind while meditating, then it becomes concentration and not contemplation. When the fickle-mindedness fades away, then your concentration becomes steady and turns into contemplation and slowly, you forget both yourself and the Form, and attain Samadhi. Ultimately, there will be no Form – hence it is called Atma. People give it different names. Don’t worry if you are worshipping one Form over another – it is not the end; this is not concentration. Persist and focus on the Form and see that it becomes steady. As you proceed further on the path, your focus becomes fully steady and contemplation blossoms into meditation.
Meditasi bukanlah berarti hanya duduk dengan mata tertutup, merenungkan Wujud (Tuhan). Engkau bisa jadi akan menutup matamu, dan fokus pada Wujud (Tuhan). Tetapi jika ada beberapa gangguan dalam pikiran (pikiran yang berubah-ubah/tidak fokus) saat bermeditasi, maka itu bukanlah kontemplasi, itu hanya konsentrasi. Ketika pikiran yang berubah-ubah berangsur-angsur hilang, maka konsentrasimu menjadi mantap dan berubah menjadi kontemplasi dan perlahan-lahan engkau melupakan dirimu sendiri dan lupa pada Wujud (Tuhan), dan mencapai Samadhi. Pada akhirnya, tidak akan ada Wujud (Tuhan) - maka itu disebut Atma. Orang-orang memberikan Nama (Tuhan) yang berbeda. Jangan khawatir jika engkau memuja satu Wujud (Tuhan) berbeda dengan orang lain - ini bukanlah hasil akhir; ini bukanlah konsentrasi. Engkau hendaknya terus melakukannya dan fokus pada Wujud (Tuhan) dan menjaganya tetap mantap. Ketika engkau melangkah lebih jauh di jalan ini, fokusmu sepenuhnya menjadi stabil maka kontemplasi menjadi meditasi. (My Dear Students, Vol 2, Ch 12, June 4, 2009)
-BABA
No comments:
Post a Comment